Cara Nabi Menyingkapi Ksalahan Orang Lain
Prinsip-prinsip dan pertimbangan yang harus diperhatikan sebelum dan ketika sedang memperbaiki atau meluruskan kesalahan-kesalahan orang lain.
1. Ikhlas karena Allah
2. Kesalahan merupakan tabiat alamiah manusia.
Rasulullah saw. bersabda:
“Setiap keturunan Adam (manusia) banyak melakukan kesalahan. Sebaik-baik orang yang banyak salahnya adalah yang suka bertaubat.”
3. Menyalahkan orang lain harus berdasarkan dalil syar’i dan disertai dengan bukti, tidak boleh berdasarkan ketidaktahuan atau emosi.
4. Semakin besar kesalhan yang dilakukan, maka semakin besar perhatian untuk memperbaikinya.
5. Mempertimbangkan kedudukan orang yang meluruskan kesalahan.
6. Membedakan antara orang yang melakukan kesalahan karena tidak tahu dan orang yang melakukannya padahal tahu.
7. Membedakan antara kesalahan yang timbul dari hasil ijtihad dan kesalahan yang disengaja, akibat kelalaian dan pengabaian.
8. Adanya niat yang baik, tidak menghalangi pengingkaran jika praktiknya salah.
9. Adil dan tidak boleh berat sebelah dalam meluruskan kesalahan.
10. Berhati-hati agar upaya meluruskan kesalahan tidak mendorong timbulnya kesalahan yang lebih besar.
11. Mengenal tabiat alamiah yang menjadi dasar timbulnya kesalahan
12. Membedakan antara kesalahan yang berkaitan dengan hak agama dan kesalahan yang berkaitan dengan hak manusiawi
13. Membedakan antara kesalahan yang besar dan kesalahan yang kecil, karena agama sendiri membedakan antara dosa-dosa besar(al-Kabaa’irdan dosa-dosa kecil(asg-Shaghaa’ir)
14. .Membedakan antara pelaku kesalahan yang memiliki banyak kebaikan sebelumnya—sehingga kesalahannya akan terhapus begitu saja atau nyaris terhapus dan tidak berarti jika dibandingkan kebaikan-kebaikkannya yang sangat banyak—dan orang yang selalu ber-buat maksiat.
15. Membedakan antara orang yang melakukan kesalahan berulang kali dan orang yang baru pertama kali melakukannya
16. Nenbedakan antara orang yang melakukan kesalahan secara berturut-turut dan orang yang mengulanginya dalam tenggat waktu yang cukup lama
17. Membedakan antara orang yang melakukan kesalahan ecara terang-terangan dan orang yang melakukannya secara sembunyi-sembunyi
18. Mempertimbangkan orang yang pemahaman agamanya masih terlalu lemah, sehingga tidak boleh disikapi dengan keras
19. Mempertimbangkan kedudukan dan pengaruh orang yang melakukan kesalahan
20. Cara mengingkari pelaku kesalahan yang masih kecil harus sesuai dengan usianya
21. Berhati-hati dalam mengingkari kesalahan wanita=wanita asing(bukan mahram)
22. Tidak boleh sibuk memperbaiki dampak-dampak kesalahan danmelupakan sebab dan sumbernya
23. Tidak boleh membesar-besarkan kesalahan dan memandangnya secara berlebihan
24. Tidak boleh berlebih-lebihan dalam menetapkan kesalahan danminta pengakuan dari orang yang bersalah atas kesalahannya
25. Memberikan waktu yang cukup untuk memperbaiki kesalahan,terutama bagi orang yang sudah terbiasa dengan kesalahannya dan melakukannya dalam jangka waktu yang cukup lama. Namun,tetap mengontrol dan mengingatkan dan memperbaikinya.
26. Menjauhkan kesan bahwa orang yang bersalah adalah musuh dan harus mengutamakan prinsip bahwa mencapai kesadaran orang yang bersalahadalah lebih baik daripada menghilangkan kesalahan itu sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar